Kultur Sekolah, Pentingkah?

Setiap sekolah memiliki keunikan dan kebiasaan yang sering dilakukan oleh guru, staf maupun siswanya, baik positif (seperti kreatif dalam membuat karya, partisipatif dalam menjaga kebersihan, mencium tangan guru dll) maupun negatif (sering merokok, mabal, tawuran dst). Kebiasaan kebiasan ini secara sadar maupun tidak sadar menjadi bagian dari kultur dan identitas sebuah sekolah

Kultur adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, staf, siswa, dan masyarakat sekolah

Mengutip pendapat Ebony Bridwell-Mitchell, seorang pengajar di universitas Harvard, kultur terbentuk dari lima elemen yang saling berkaitan, yaitu fundamental beliefs and assumptionsshared values, norms, patterns and behaviors, tangible evidence.

1. Asumsi dan keyakinan dasar, yaitu hal-hal yang dianggap benar oleh warga sekolah, seperti harus sopan kepada guru, semua anak memiliki potensi yang dapat dikembangkan, tidak boleh ada bully fisik maupun verbal

2. Nilai-nilai yang disepekati bersama, seperti kesopanan itu penting dengan cara saling menyapa saat berpapasan, habis makan cuci piring sendiri agar tidak merepotkan orang lain

3. Norma dan aturan yang ada, seperti datang tepat waktu, memberikan perhatian penuh saat rapat atau belajar dengan cara tidak main hp serta melihat mata lawan bicara saat mengobrol

4. Sikap dan perilaku, observasi dari berbagai karakter unggul yang dimiliki oleh siswa dan guru, seperti kreatifitas, determinasi dalam menyelesaikan pekerjaan, kepedulian kepada sesama, harapannya sikap-sikap tersebut dapat dipupuk dan menyebar kepada yang lainnya

5. Bukti fisik, dapat berupa mading yang menunjukkan kreatifitas siswa, produk karya siswa dan guru yang dijual di toko online, tempat pemilahan sampah yang menunjukkan partisipasi siswa terhadap kebersihan dan lain sebagainya.

Sekolah Cinta Ilmu mengharapkan agar anak-anak yang yang mengenyam pendidikan di SCI dapat meneladani sikap dan sifat rasulullah, karena beliau lah tolok ukur manusia yang memiliki karakter atau akhlak sempurna. Kumpulan karakter beliau ini kami singkat menjadi CRAFTS, yaitu Citizenship, Respect, Amanah, Fathonah, Tabligh dan Sidiq, karakter dan value ini menjadi kultur atau warna khas yang men-drive segala kegiatan yang terjadi SCI, mulai dari rekruitment guru, ekspektasi kepada guru dan siswa hingga penyusunan kurikulum yang ada di Sekolah Cinta Ilmu.

Beberapa orang tidak melihat kultur sebagai sesuatu yang penting, karena lebih fokus terhadap hal-hal yang tampak jelas seperi nilai ujian yang bagus atau fasilitas yang lengkap, namun bukankah rasulullah berpesan akmalul mu’miniina iimaanan ahsanuhum khuluqon “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya” (At-Tirmidzi no. 1162), dengan karaktek atau akhlak yang baik maka akan menghasilkan kultur yang baik, begitu pula sebaliknya kultur atau kebiasaan di lingkungan dapat membentuk karakter siswa menjadi lebih baik atau lebih buruk.

Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *